KABARINDRAMAYU - Nasi tumpeng pasti tak asing di kalangan orang Indonesia. Khususnya mereka yang tinggal di pulau Jawa, hidangan ini hampir tak pernah absen dalam acara perayaan selamatan atau syukuran. Bakan acara adat Sedeka bumi, serta Unjungan.
Pada adat Jawa, nasi tumpeng adalah sajian spesial yang biasa hadir dalam acara syukuran. Nasi tumpeng yang tersaji istimewa juga dilengkapi dengan aneka lauk pauk
![Ribuan tumpeng di acara sedekah bumi buyut Sukaraja desa puntang Losarang](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2023/11/19/883169364.jpg)
Mungkin banyak sebagian diantara kita yang belum mengetahui tentang Makna filosofi dari sebuah Nasi Tumpeng yg sering kita jumpai dalam keseharian kita sebagai umat Islam.
Atas dasar hal tersebut diataslah, saya ingin sekedar berbagi tentang Makna Filosofi dari sebuah Nasi Tumpeng ini.
Banyak umat Islam khususnya di Jawa saat ini semakin tidak memahami tata-cara, guna dan makna Nasi Tumpeng yang seharusnya dibuat secara khusus beradasarkan aturan ketat.
Nasi Tumpeng sesungguhnya adalah sebagai salah satu adat atau tradisi dan ajaran umat Hindu yang diungkapkan melalui bentuk makanan.
Artinya, segala hal yang terdapat pada Nasi Tumpeng tidak lagi berupa bahasa lisan ataupun bahasa tulisan tetapi lebih merupakan “bahasa rupa bentuk” yang padat makna, dari cara pembuatan hingga penyajian harus dilakukan sesuai aturan.
-
Tanda-tanda yang dilambangkan melalui
Peralatan memasak merupakan “peringatan” bahwa alam (lingkung kehidupan) harus tetap terjaga, hal ini mengingatkan kepada seluruh keturunan agar tetap waspada karena bangsa ini hidup di wilayah gunung berapi, dalam istilah lain diumpamakan dengan bangsa yang menunggangi naga api.